Sabtu, 19 Maret 2011

manfaat hidup hemat dijaman serba sulit

Hemat pangkal kaya! Begitu petuah yang kita dengar selalu diucapkan oleh orangtua dan orang-orang terdahulu. Mereka selalu mengingatkan bahwa hidup hemat merupakan awal kebahagiaan kita di masa depan. Mereka selalu mengungkapkan manfaat hidup hemat, apalagi di jaman yang serba sulit ini.
Dengan tingkat persaingan hidup dan kebutuhan hidup yang semakin meningkat memaksa kita untuk hidup berhemat. Sedapat mungkin kita mempererat pengeluaran. Jangan sampai terjadi besar pasak daripada tiang. Sungguh sangat berbahaya dan dapat menyulitkan. Karena itu, manfaat hidup hemat akan sangat terasa pada jaman seperti ini.
Seharusnya kita mulai berpikir dan bertindak hemat dalam segala hal. Tingkat pengeluaran untuk menutup kebutuhan hidup semakin membengkak sehingga penghasilan yang kita peroleh sebulan hanya cukup untuk makan. Apalagi harga barang-barang semakin mahal. Tingkat perubahan harga barang seringkali tidak wajar, seakan harga barang adalah sebuah permainan semata.
Konsep Hidup Hemat
Dalam kondisi kehidupan yang fluktuatif ini, segala hal dapat mengalami perubahan yang serba mendadak dan sangat mencengangkan. Hal ini jika tidak kita antisipasi dengan langkah hidup hemat, tentunya kita sendiri yang kalang kabut harus memenuhi kebutuhan hidup kita.
Memang, kita tidak dapat menurunkan harga barang begitu saja. Apalagi jika kita hanya berposisi sebagai konsumen. Kita harus mengikuti permainan di lingkungan ekonomi tersebut. Dan, seringkali, konsumen adalah korban dari setiap perubahan harga yang terjadi pada barang-barang, khususnya barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara yang seringkali fluktuatif  adalah harga barang kebutuhan sehari-hari ini.
Oleh karena itu, maka kita harus mengencangkan ikat pinggang. Itu artinya kita harus mulai menerapkan pola hidup hemat. Dalam segala hal kita harus berhemat, baik untuk keperluan keluarga masyarakat, maupun  bangsa.  Ini sangat penting sebab ke depannya, kondisi kehidupan semakin ketat.
Hidup hemat berarti kita mencoba untuk membatasi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak prinsip. Dalam hal ini kita tidak perlu menuruti ambisi hidup yang memang ingin serba bagus dan nyaman. Kita harus menyesuaikan tingkat pemenuhan kebutuhan dengan kemampuan kita memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan menerapkan konsep ini, maka setidaknya manfaat hidup hemat akan kita rasakan secara maksimal.
Utamakan Kebutuhan, Tunda Dulu Keinginan
Dalam kehidupan ini ada dua) hal khusus terkait dengan kehidupan kita, yaitu keinginan dan kebutuhan. Dan, dalam upaya mengkondisikan kehidupan agar lebih baik, maka kita harus membuat sebuah pertimbangan khusus saat berhubungan dengan dua hal tersebut.
Mana yang lebih dahulu, keinginan ataukah kebutuhan jika kita ingin memenuhinya?
Pada beberapa kelompok orang, mungkin kedua hal ini tidak begitu menjadi permasalahan sebab kondisi kehidupan yang memang mampu menutup kondisi tersebut. Tetapi, pada posisi yang lainnya, tidak sedikit orang yang kebingungan saat harus menentukan harus memenuhi yang mana terlebih dahulu.
Untuk hal tersebut, maka kita harus memutuskan secara tegas antara pemenuhan keinginan dan kebutuhan. Dan, yang paling jelas, hal utama yang harus kita putuskan adalah mendahulukan kebutuhan dan menunda pemenuhan keinginan. Bahwa kebutuhan jauh lebih utama daripada keinginan,
Dalam kehidupan kita, kebutuhan jauh lebih utama dan harus segera dipenuhi daripada keinginan. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus segera dipenuhi, sedangkan keinginan adalah sesuatu yang masih dapat ditunda. Misalnya, ketika ada dua orang datang kepada kita, yang satu membutuhkan makan dan yang satunya menginginkan makan, maka seharusnya yang kita dahulukan adalah yang membutuhkan makan.
Dengan menerapkan konsep mendahulukan kebutuhan, maka proses penghematan dapat kita terapkan dan selanjutnya hal tersebut terkait dengan tingkat kehidupan kita. Dengan hanya memenuhi kebutuhan hidup, maka efektivitas barang lebih baik dan kita tidak tidak bersikap boros. Sementara, keinginan merupakan perwujudan ambisi diri. Dan, ambisi ini bersifat negative.
Untuk Apa Kita Berhemat?
Tentunya ini sebuah pertanyaan yang perlu kita pahami esensi di balik kondisinya. Yang jelas dengan hidup berhemat, maka dapat mengatur tingkat pengeluaran keluarga. Setidaknya kita menjadi lebih baik dalam perekonomian keluarga sebab hidup hemat berarti membatasi pengeluaran dengan menyesuaikan pembelian dengan hanya pada kebutuhan semata.
Banyak hal yang dapat kita peroleh sebagai keuntungan jika hidup kita berhemat, setidaknya ita menghindari lebih besar pasak daripada tiang. Dengan berhemat kita dapat mengatur pengeluaran dana keluarga. Dan, sebagaimana konsep yang sudah ada, maka dengan berhemat kita dapat menyimpan sebagian harta kita untuk  kebutuhan yang lain.
Oleh karena itulah, kita harus mulai menerapkan pol ahidup hemat agar kita mendapatkan manfaat hidup hemat tersebut. Dengan hidup hemat, maka kehidupan kita menjadi lebih baik. Lantas, mengapa kita tetap saja bergaya hidup boros?

Tidak ada komentar: